Sistem Terner Cair-Cair
Nama : Nesfitra Dzakwan Zaki
Nim : F1C121025
R-001
Sistem Terner Cair-Cair
Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga komponen tergantung pada daya saling larut antar zat cair tersebut dan suhu percobaan, contohnya ada tiga zat cair A,B dan C. Larutan B tidak larut dalam air karena B bersifat nonpolar sedangkan untuk Latutan C sedikit larut dalam air. Penambahan zat C kedalam campuran A dan B akan memperbesar atau memperkecil daya saling larut A dan B. Pada percobaan ini hanya akan ditinjau sistem yang memperbesar daya saling larut A dan B. Kelarutan cairan C dalam berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu tetap dapat digambarkan pada suatu diagram terner . Kloroform yang kelarutannya dalam air sangat kecil, jika ditambahkan asam cuka, maka kelarutannya bertambah besar. Hal ini disebabkan bahwa asam cuka mudah larut dalam air dan begitu juga asam cuka dapat larut dalam kloroform dalam berbagai perbandingan. Bentuk diagram hasil kelarutan tersebut dilukis dalam segitiga sama sisi yang terjadi pada suhu dan tekanan yang tetap (Petrucci dan Ralph,1987)
Pemisahan menggunakan pelarut yang tidak larut dengan sempurna terhadap campuran, tetapi dapat melarutkan salah satu komponen (solute) dalam campuran. Metode yang digunakan ialah metode titrasi. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan pelarut yang tidak larut dengan sempurna terhadap campuran, tetapi dapat melarutkan salah satu komponen dalam campuran tersebut. Pada praktikum dicampurkan tiga komponen berfasa cair (aquades, CCl4 dan asam asetat). Ditemukan suatu kecenderungan bahwa semakin banyak volume air yang dimasukkan ke dalam erlenmeyer maka semakin banyak pula volume titran (CCl4) yang diperlukan untuk mentitrasi campuran asam asetat dengan air menjadi keruh. Asam asetat dapat sedikit larut dalam aquades, berbeda dengan aquades dan asam asetat, dimana CCl4 tidak larut dalam air, karena bersifat nonpolar sehingga tidak dapat larut dalam campuran air yang bersifat polar. Larutan CCl4 berfungsi sebagai emulgator karena CCl4 larut dalam asam asetat.Oleh karena itu ditambahkan CCl4 yang berfungsi sebagai emulgator karena etanol larut dalam air. Menurut Milama (2014), CCl4 yang awalnya berikatan dengan asam asetat akan terpisahkan dan berikatan dengan air. Hal ini disebabkan karena sifat asam asetat yang tidak melarut dengan air sehingga asam asetat yang mulanya berikatan dengan CCl4 akan terlepas dan terpisah membentuk 2 larutan terner terkonjugasi yang ditandai dengan terbentuknya larutan yang keruh. Karena kemampuannya yang dapat melarut dengan air dan juga asam asetat, maka CCl4 dikenal sebagai pelarut yang bersifat semipolar.
Komentar
Posting Komentar