Sistem Biner

 Nama : Nesfitra Dzakwan Zaki 

Nim : F1C121025 


    Bila dua campuran mempunyai sifat yang sedikit jauh beda sehinnga mempunyai penyimpangan yang sangat besar terhadap larutan yang ideal maka di setiap campuran masing masing akan mempunyai kelarutan yang terbatas yang satu terhadap yang lain. Bila fenol ditambahkan ke dalam air maka penambahan sampai jumlah tertentu akan tetap satu fasa,sedangkan penambahan berikutnya sampai pada jumlah tertentu akan membentuk dua fasa dan pada penambahan jumlah tertentu akan membentuk satu fasa. 

Gambar 1. Diagram fasa fenol dan Air

    Pada suhu temperature  sedikit fenol yang dtambahkan di dalam air maka fenol ersebut akan larut dalam air maka akan tetap satu fasa. apabila penambahan diteruskan maka pada titik  a  akan menimbulkan lapisan baru. Bila Ditambahkan maka lapisan baru akan bertambah volumenya, dan penambahan berikut-berikutnya akan bertambahnya volume pada lapisan baru dan berkurangnya volume pada lapisan lama (Triyono,2013). 

    Menurut Dogra (2008), sistem biner fenol-air dapat memperlihatkan sifat solubilitas timbal balik antara fenol dan air. dapat dilihat dari sistem biner fenol-air terdapat 2 jenis campuran yang dapat berubah pada kondisi tertentu, suatu fase dapat didefenisikan sebagai bagian sistem yang dapat beragam diantara keadaan submakroskopisnya dan benar-benar terpisah dari bagian sistem dapat membentuk fase yang terpisah. sedangkan campuran gas-gas adalah suatu fase karena sistem yang homogen. 

    Menurut Darmaji (2005), sistem biner fenol-air merupakan sistem lingkungan yang memperlihatkan sifat kelarutan timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekenan tetap. Disebut sistem biner karena jumlah komponen campuran yang terdiri dari dua zat yang terdiri dari fenol dan air. Fenol dan air  kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahkan salah satu kompnen yang bersifat menyusun antara fenol dan air. 

Seiring meningkatnya suhu sifat kelarutan setiap komponen pada komponen lainya akan meningkat. kurva kelarutan akan bergabung pada suhu konsulat atas yang disebut dengan suhu kritis larutan. 
Gambar 2. Diagram fenol dan air 


setiap titik  dalam kurva merupakan sistem dengan 2 lapisan cairan : L1 komposisi dengan l1 dan L2 dengan Komposisi l2 (Arifin et al., 2017). 

    Temperatur kritis adalah kenaikan suhu temperatur tertentu dimana akan diperoleh komposisi larutan yang akan berada dalam kesetimbangan suatu larutan. kelarutan dari larutan ini disebut dengan kelarutan timbal balik. larutan akan bercampur sebagian jika telah dilewati temperatur kritisnya. salah satu contoh timbal balik yaitu antara fenol dan air yaitu kurva parabola (Sukardjo, 2003).


Daftar Pustaka 

Arifin, B., T. Wukirsari, L. Irfana dan S.S. Achmadi. 2017. Penuntun praktikum kimia organik                             kompetisi untuk mahasiswa S-1 Kimia. Bogor : PT. penerbit IPB Press. 

Darmaji. 2005. Kimia Fiksika I. Jambi: Universitas Jambi.

Dogra, S.K. dan Dogra, S., 2008. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta. UI-Press. 

Sukardjo. 2003.Dasar-Dasar Kimia Fisika. Jogjakarta: Universitas Gajah Mada

Triyono. 2013. Kesetimbangan Kimia. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Terner Cair-Cair