Volume Molar Parsial

Nama : Nesfitra Dzakwan Zaki 

Nim : F1C121025

Kelas R001 

Volume Molar Parsial 

    Perhitungan untuk mencari molal parsial dapat dilakukan dengan metode grafik maupun metode analitik. Jika dengan metode grafik maka nilai J diplot sebagai suatu fungsi komposisi larutan dengan menjaga semua komposisi pada komponen lain tetapi kecuali satu. Jika plotnya linear, maka kemiringan garis tersebut akan menjadi besaran molal parsial dari komponen tersebut. Sifat molal parsial dari komponen-komponen tidaklah bergantung pada konsentrasi. Sedangkan untuk mencari molal parsial dengan metode analitik yaitu jika eksistensif dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi aljabar dari komposisi tersebut. Besaran intensif adalah besaran yang nilainya tidak bergantung pada besar kecilnya arus bahan. Contoh dari besaran intensif adalah komposisi, suhu, tekanan dan juga berat jenisnya. Selain besaran intensif juga ada istilah besaran ekstensif, dimana nilainya mengikuti besar kecilnya bahan yang ditinjau. Titik dimana nilai dari suatu variabel yang dihitung dari perancangan alat. Contoh dari besaran ekstensif adalah volume dan energi (Rusman, 2018).

    Molal atau molaritas didefenisiskan sebagai jumlah mol zak terlarut per kg pelarut. Volume molar parsial adalah kontribusi pada volum dari satu komponen dalam sampel terhadap volum total. volume molar campuran paad suatu komponen akan berubah- ubah tergantung pada komposisi karena lingkungan setiap jenis molekul berubah jika komposisi dari A murni ke  B  murni.  Perubahan Lingkungan molekular dan perubahan gaya gaya yang bekerja antara molekul inilah yang menghasilkan variasi sifat termodinamika campuran jika komposisinya berubah (Dogra, 2008). 

    Secara Matematik, Volume Molar Parsial didefenisikan sebagai 

          Menirit Wahyuni et al (2012), Ada tiga sifat termodinamik yaitu : 
  1. Volume molar parsial dari komponen komponen dalam larutan 
  2. entalpi molar parsial 
  3. energi bebas molar parsial                                            
     Penentuan volum molar Nacl dapat ditentukan dengan mnegukur berat jenis dari larutan Nacl. Pengukuran massa jenis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara massa jenis dan volum molar parsial. Massa jenis Nacl lebih besar daripada air. 

    Menurut Sasmita (1991), Volume molal parsial tidak dapat ditentukan secara langsung tetapi setara dengan volume molar parsial karena volume molar parsial lebih mudah ditentukan sehingga yang dihitung adalah volume moar larutan , volume molar larutan dapat dihitung dengan persamaan : 


dalam besaran termodinamik V yang diamati bila satu mol senyawa i ditambahkan ke suatu
sistem yang besar, sehingga komposisinya tetap konstan.
    Pada percobaan ini, dalam penentuan massa jenis dengan menggunakan piknometer didasarkan pada penimbangan massa air dalam piknometer yang mempunyai volume pada temperatur tertentu. Volume piknometer ditentukan menggunakan aquades sebagai cairan yang terkalibrasi. Setelah didapatkan massa jenis dari suatu larutan, maka kita dapat menghitung molalitas, volume molar nyata, beserta volume molar (Yuliani, 2019).

Daftar Pustaka : 
Dogra, S.K. dan Dogra, S., 2008. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta. UI-Press

Rusman. 2018. Gas dan Termodinamika. Banda Aceh: Syah Kuala University Press.

Sasmita, D. 1991. Volumetri Larutan Dua Garam Halida dalam AIR dioksan. Jurnal Unisia. Vol. 10                      (9): 101-135. 

Yuliani, H.R. 2019. Neraca Massa Dan Neraca Panas. Yogyakarta: Deepublish.

Wahyuni, S., Priatmoko. S. Dan Harjito. 2012. Model Pembelajran Praktikum Kimia Fisika                                Berorientasi Chemo-Entreprenuership Berstrategi React untuk Meningkatkan Kecakapan Hidup.             Jurnal  inovasi pendidikan Kimia. vol.6(1) : 918-933. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Biner

Konsentrasi Kritis Misel (KKM)

Sistem Terner Cair-Cair